User Icon Hai pembaca setia! Temukan solusi media online Anda di AMK WebDev.
👋 Selamat Datang di KoranHarian55.com
Portal berita harian yang menyajikan informasi aktual, tajam, dan terpercaya. Terima kasih telah membaca. Tetap bersama kami! 📰

Delapan Dekade TNI, Transformasi Tentara Rakyat, Kekuatan  Yang Dicintai, Wibawa Dunia.

Dari Bambu Runcing ke Alutsista Canggih

Laporan Khusus HUT ke-80 TNI


JAKARTA, koranharian55.com — Langit Jakarta berwarna biru muda pagi itu. Di Lapangan Monumen Nasional, ribuan prajurit berdiri tegap. Suara drum korps bergema, mengiringi detik-detik pengibaran Sang Saka Merah Putih. Di antara riuh tepuk tangan rakyat yang hadir, terasa getar yang khas, kebanggaan.

Hari ini, 5 Oktober 2025, Tentara Nasional Indonesia (TNI) genap berusia 80 tahun, delapan dekade pengabdian tanpa jeda. Sebuah perjalanan panjang dari bambu runcing hingga alutsista modern, dari prajurit rakyat hingga menjadi penjaga wibawa Indonesia di panggung dunia.

Tanggal 5 Oktober bukan sekadar hari ulang tahun bagi korps berseragam hijau, biru, dan abu-abu ini. Sejarah yang tak pernah pudar. Ia adalah simbol lahirnya kekuatan bangsa dari rahim penderitaan rakyat.

Pada 22 Agustus 1945, dibentuklah Badan Keamanan Rakyat (BKR) sebagai cikal bakal kekuatan pertahanan. Kala itu, senjata hampir tidak ada. Yang tersedia hanyalah bambu runcing, parang, dan semangat pantang menyerah.
Namun dari keterbatasan itulah lahir tentara yang berjiwa besar.

Tanggal 5 Oktober 1945 kemudian diabadikan sebagai hari lahir Tentara Keamanan Rakyat (TKR) , yang kelak menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Dari sinilah dimulai perjalanan panjang mempertahankan kemerdekaan, hingga kini menjaga kedaulatan di era global.

“Jangan pernah lupa, dulu kita mengusir penjajah hanya dengan bambu runcing. Kini kita punya alutsista modern. Tapi semangatnya harus tetap sama — menjaga wibawa bangsa, bukan sekadar memamerkan kekuatan,” Ujar Ketua Umum Perserikatan Journalist Siber Indonesia,  Salim Djati Mamma.

Ketum Perjosi menuturkan, dulunya,  TNI identik dengan sosok keras. Tegas, garang, dan sering kali disegani karena kedisiplinannya. Namun dalam dua dekade terakhir, wajah TNI berubah drastis. Kini, mereka hadir di tengah rakyat, dimana diperbantukan untuk  mengajar di sekolah darurat, membangun jembatan di pedalaman, membantu Petani dalam swasembada pangan, hingga mengantarkan bantuan di daerah bencana. Dengan perubahan ini, membuat TNI bukan hanya disegani, tapi dicintai.

“TNI telah membuktikan diri sebagai kekuatan yang bukan menaklukkan, tapi merangkul rakyatnya. Mereka menjadi pelindung, bukan penguasa,” tegas Asesor BNSP ini.

Kehadiran Presiden Prabowo Subianto, seorang mantan prajurit sejati, memberi warna baru dalam arah kebijakan pertahanan nasional. Sebagai pemimpin yang ditempa dalam disiplin militer, Prabowo memahami betul nilai dasar seorang tentara, yang memiliki loyalitas, keberanian, dan kehormatan.

Sikap tegasnya di forum internasional pun menjadi cerminan karakter bangsa Indonesia. Saat pertemuan para pemimpin dunia, Prabowo dengan lantang menyuarakan dukungan penuh untuk kemerdekaan Palestina. Sikap yang berani, bahkan di hadapan tekanan negara-negara super power.

“Itulah wibawa yang lahir dari keberanian moral. Dunia menghormati Indonesia bukan karena besar jumlah tentaranya, tapi karena teguh memegang prinsip keadilan,” tegas Wartawan senior dibidang kriminal ini

Menurut mantan wartawan Global TV mengungkapkan, langkah itu mengingatkan kembali pada semangat TNI di masa awal kemerdekaan, yang  berani menghadapi ketidakadilan, bahkan dengan peralatan seadanya. Kini, dengan dukungan alutsista modern dan kekuatan diplomasi pertahanan, Indonesia berdiri tegak berdaulat dan disegani,.

Bung Salim menuturkan, sebelum menjadi Presiden RI, saat menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo sudah memebuat program modernisasi yang besar dan profesionalisme, yang hingga  terus dijalankan, dengan Pembelian dan produksi bersama jet tempur Rafale dan F-15EX, melakukan penguatan armada kapal selam Nagapasa class, membuat tank dan kendaraan taktis produksi dalam negeri, serta membangun pusat riset dan pertahanan siber. Namun di balik kecanggihan itu, TNI juga tengah memperkuat nilai dasar profesionalisme dan netralitas.

“Profesionalisme bukan hanya soal alat tempur, tapi juga soal akhlak dan komitmen. TNI harus netral dari politik praktis, loyal hanya kepada rakyat dan konstitusi,” jelas Mantan Dirut Harian Ujungpandang Ekspres (Upeks).

Bukan hanya perang yang mereka hadapi. Di masa damai, TNI justru menjadi tumpuan rakyat. TNI dan misi Kemanusiaan, hadir di lokasi bencana lebih cepat dari siapa pun. Dari gempa Palu, banjir di Demak, hingga erupsi Semeru,  seragam loreng selalu tampak di garis depan, mengangkat korban, menyalurkan bantuan, dan membangun kembali harapan

“Inilah wajah baru TNI kita,  tentara rakyat, tentara pejuang, tentara pelindung” tambahnya

TNI bukan sekadar pasukan bersenjata. Ia adalah jiwa bangsa yang menjaga kedaulatan dan kehormatan.
Dari masa perang hingga era digital, dari bambu runcing hingga pesawat tempur canggih, semangat TNI tetap sama.

“Kita berharap, di usia 80 tahun ini, TNI tak hanya menjaga keamanan nasional, tapi juga menunjukkan jati diri di mata dunia. Bahwa Indonesia adalah bangsa yang berani, bermartabat, dan disegani, Bersama Rakyat, TNI Kuat ”, tutup Ketum Perjosi (jr/akc)

Detail Box Perjalanan Emas TNI

Tahun Peristiwa Penting
22 Agustus 1945 Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR)
 

5 Oktober 1945

Berdirinya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) – Hari Lahir TNI
 

1947

TKR bersatu menjadi TNI (Tentara Nasional Indonesia)
 

1999

Pemisahan TNI dan Polri, Reformasi struktural besar
2020–2025  

Era modernisasi pertahanan dan penguatan wibawa internasional

2025 TNI genap 80 tahun – Menuju kekuatan dunia yang profesional dan berdaulat

 

AMK WebDev

Bangun portal berita profesional & ringan.

💬 Konsultasi Globe News

Media Online Siap Pakai

Desain menarik, panel redaksi, dan dukungan SEO.

📞 Hubungi Kami News Globe