SUBANG, koranharian55.com โ Gubernur Jawa Barat, yang dikenal dengan nama Kang Dedi Mulyadi (KDM), mantan anggota DPR RI yang dikenal vokal terhadap isu lingkungan dan konsumen, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pabrik Aqua di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Selasa (21/10/2025).
Sidak ini dilakukan untuk menelusuri langsung sumber air yang selama ini diklaim berasal dari โmata air pegunungan alamiโ. Namun, temuan di lapangan memunculkan fakta berbeda: air ternyata diambil dari sumur bor dengan kedalaman lebih dari 100 meter.
Dalam video berdurasi 14 menit yang diunggah di kanal Kang Dedi Mulyadi Channel, terlihat KDM meninjau area pengambilan air dan berdialog dengan staf pabrik.
โOh ini airnya dibor? Saya kira dari mata air permukaan. Ternyata bukan dari sumber mata air, tapi dari sumur pompa dalam,โ ujar Kang Dedi dengan ekspresi terkejut.
Pihak pabrik menjelaskan bahwa pengeboran dilakukan di kedalaman antara 100 hingga130 meter untuk memperoleh air dengan kualitas stabil dan aman dikonsumsi. Menurut manajemen, metode ini telah sesuai dengan izin pengambilan air bawah tanah dari instansi berwenang.
Tak lama setelah video tersebut beredar, tagar #AquaDariSumurBor langsung menjadi perbincangan hangat di media sosial. Banyak warganet mengaku terkejut dan merasa selama ini salah paham dengan klaim โair pegunungan alamiโ.
โKirain dari mata air pegunungan beneran, ternyata dari sumur bor. Serasa kena prank,โ tulis seorang pengguna X (Twitter).
Pengamat komunikasi publik dari Universitas Padjadjaran, Dr. Ratri Nugraheni, menilai bahwa perbedaan persepsi antara konsumen dan fakta produksi bisa menurunkan kepercayaan publik terhadap sebuah merek besar.
โDalam komunikasi pemasaran, transparansi adalah kunci. Konsumen tidak masalah dengan sumber air dari sumur bor, asalkan disampaikan apa adanya,โ ujarnya.
Menanggapi viralnya temuan tersebut, pihak Danone-Aqua Indonesia menegaskan bahwa penggunaan sumur bor merupakan praktik umum dalam industri air minum dalam kemasan (AMDK), dan tetap memenuhi seluruh standar kualitas air mineral.
โAir kami tetap berasal dari sumber alami dan melewati proses filtrasi alami di dalam tanah. Semua lokasi produksi diawasi secara ketat dan memiliki izin resmi,โ ujar perwakilan Danone Indonesia melalui keterangan tertulis.
Perusahaan juga menegaskan bahwa setiap sumber air telah melalui kajian geologi, uji kualitas, serta audit lingkungan sebelum digunakan.
Selain soal klaim iklan, Kang Dedi juga menyoroti potensi dampak lingkungan akibat pengeboran air tanah dalam di kawasan Subang yang memiliki kontur geologi rawan longsor.
โKalau setiap pabrik mengambil air dalam jumlah besar tanpa kontrol, bisa memicu penurunan muka tanah atau gangguan ekosistem air permukaan,โ katanya.
Ia menekankan pentingnya pengawasan pemerintah daerah dan KLHK terhadap praktik industri air kemasan, agar tidak menimbulkan krisis air di wilayah sekitar sumber.
Sidak yang dilakukan KDM dianggap membuka kesadaran baru bagi publik tentang hak konsumen untuk mengetahui asal-usul produk yang mereka konsumsi.
โIni bukan soal menjatuhkan merek tertentu, tapi soal kejujuran informasi. Konsumen berhak tahu dari mana air yang mereka minum berasal,โ tegas Kang Dedi.
Ia juga meminta agar perusahaan mencantumkan secara jelas sumber air dalam label produk, guna menghindari misleading advertising atau iklan menyesatkan.
Sidak Kang Dedi Mulyadi di pabrik Aqua Subang menjadi momen penting untuk mendorong transparansi industri air kemasan di Indonesia.
Fakta bahwa air berasal dari sumur bor dalam, bukan mata air permukaan, telah membuka diskusi luas tentang kejujuran iklan, tanggung jawab korporasi, dan hak publik atas informasi yang akurat.
Perdebatan ini diharapkan menjadi momentum bagi semua produsen AMDK untuk lebih terbuka, dan bagi konsumen, untuk lebih kritis membaca setiap label di botol yang mereka beli.(jr/akc)
Hai pembaca setia! Temukan solusi media online Anda di





