Jakarta, koranharian 55—Ketua Umum (Ketum) Perserikatan Journalist Siber Indonesia, Salim Djati Mamma, minta Kapolri dan Jaksa Agung beri perhatian khusus dengan menurunkan Tim guna mengusut beberapa kasus korupsi di Pemerintah Kota Parepare, mandek tanpa alasan jelas.
Hal itu dikemukakan Ketum Perjosi, usai melakukan koordinasi dengan Ketua Dewan Pers Indonesia Hentje Mandagi , di Kantor Pusat Perjosi Jalan Raya Pondok Gede Jakarta Timur, Rabu (26/4-2023).
Bung Salim, salah satu komisioner Dewan Pers Indonesia ini menjelaskan, dirinya sudah melakukan koordinasi dengan Ketua DP Indonesia, masalah kurang keterbukaannya Pemerintah dan alergi dengan media, sehingga pengurus akan langsung berkunjung ke Kapolri dan Jaksa Agung, serta Komisi III DPR RI ini, yang memiliki kewenangan melakukan pengawasan terhadap kinerja kedua lembaga yakni Polri dan Kejaksaan, sehinggakedua institusi ini membuat perintah ke Kapolda danKajati Sulsel, untuk mengusut kasus dugaan korupsi tersebut, tutur Wartawan Senior ini.
“Sengaja kami akan berkunjung ke Dua institusi yakni Polri dan Jaksa serta Komisi III sebagai pengawas, kedua APH, yang diduga ada anggota komisi III yang ikut ‘mengintervensi’ kasus korupsi kepenyidik sehingga kasus lenyap, Kendati pemerintah pusat getol mengkampanyekan anti korupsi, namun jika dari bawah tidak ditebas, maka akan tumpul, tegas Adik Mantan Wakabareskrim ini.
Ia menambahkan, yang menjadi perhatiannya karena sejak hampir sepuluh tahun, pemerintah kota Parepare, terendus kasus korupsi, namun setelah dilakukan penyelidikan bahkan sampai kepenyidikan, kasus kabur bak hilang ditiup angin. Bahkan terindikasi ada oknum yang mengintervensi ke penyidik, sehingga sampai tingkat provinsi , semua bungkam, dengan penjelasan tidak jelas.
“kan sudah ada kami sebagai orang media dan LSM yang sudah meberitakan, harusnya aparat penegak Hukum, jangan menunggu adanya laporan, karena seingat saya jaman saya reporter Polisi dan Jaksa menjadikan referensi untuk melakukan pengusutan setelah kami beritakan, kenapa aparat sekarang sepertinya kurang tajam dalam penyelidikan. Sedangkan pelaku korupsi secara berjamaah sudah jelas, ada fisik berupa material dan kondisi pekerjaan yang tidak sesuai saat pengajuan tender dan ada saksi, apalagi?, tanyanya.
Salim Mamma berharap, adanya dukungan dari atasan mereka,sehingga pemeriksa atau penyidik tidak ragu dalam melakukan pemeriksaan terhadap pelaku kejahatan korupsi, sehingga uang Negara dapat terselamatkan.
Mantan Dirut Harian ujungpandang Ekspres ini, menuturkan Ada beberapa kasus yang jadi perhatian khusus, seperti kasus dana Dinkes 6.3 Miliar yang menyisakan nama nama tersebut diputusan Mahkamah Agung, dugaan tindak pidana korupsi pembangunan gedung covid center tahun 2021 dan diduga nilai kerugian Negara kurang lebih Rp. 15 Miliar, kasus PDAM Aerasi,kasusnya bergulir di Kejaksaan Negeri Parepare, kasus jembatan kembar,serta kasus .
“Secepatnya kami bersurat ke Kapolri, Kajagung, Komisi III, bahkan surat kami tembuskan ke Presiden dan Ketua DPR RI, guna menjadi perhatian khusus pemkot Parepare kasus dugaan korupsi. Karena sepertinya terlalu sulit membuka tabir korupsi, namun kami sebagaiorangmedia yakin cepat atau lambat ini akan kita ungkap pelaku “tikus berdasi”.tegas CEO 55tv ini.(ant)