PARE PARE, KORANHARIAN55.COM — Ketua Gapensi Kota Pare pare Idham Nusu, menduga Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) Kota Parepare bermain proyek dengan pihak rekanan dari luar, dan tidak berpuhak kepada rekanan lokal.
Idham mempertanyakan perlakuan khusus PBJ terhadap rekanan dari luar kota Parepare. Padahal, rekanan dari Parepare sendiri terkesan diabaikan.
“Saya juga heran dengan Bagian PBJ Pemkot Parepare ini, rekanan dari luar disambut karpet merah, sementara kami yang lokal diabaikan,” tegasnya.
Menurut Idham, seharusnya PBJ mengapresiasi perusahaan lokal Parepare yang rela menanggung beban bunga bank akibat utang dari bank yang belum diselesaikan disebabkan dana proyek mereka tak kunjung dibayar oleh pemerintah kota Parepare.
“Banyak dari rekanan lokal itu belum dibayar sampai sekarang karena tidak ada dana pemerintah, sehingga rekan kami terpaksa menanggung beban bunga utang dari bank,” terangnya.
Idham menjelaskan, persolan utang proyek pemerintah itu akibat dari kesalahan Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Setdako Parepare yang melelang proyek tanpa anggaran. “Ya itulah akibat dari kesalahan PBJ ini yang melelang proyek tanpa anggaran,” katanya.
Tapi giliran proyek DAK yang keluar justru diberikan kepada rekanan dari luar,” sambungnya.
Ketua InCARE Parepare Andi Ilham Abidin juga turut menyayangkan sikap pemerintah kota Parepare yang kurang memberdayakan pengusaha lokal. “Kalau rekanan lokal ini diberdayakan, maka tentu akan berdampak pada perputaran uang di Parepare, tapi justru mereka memilih rekanan dari luar yang sudah pasti uangnya akan dibelanjakan diluar juga, khususnya pada gaji buruh karena menggunakan buruh dari luar,” jelasnya.
Sebelumnya Anggota DPRD Parepare Rudy Najamuddin juga menyoroti kinerja dari PBJ Setdako Parepare yang melakukan tender proyek tanpa anggaran yang mengakibatkan Parepare terpaksa defisit hingga Rp 80 miliar pada tahun 2022(ak)