JAKARTA, KORAN HARIAN 55 — Buntut kasus penembakan polisi kerekan seprofesinya, membuat Ketua Umum (Ketum) Perserikatan Journalist Siber Indonesia (Perjosi), Salim Djati Mamma, meminta agar Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, memerintahkan kepada semua Kapoldanya untuk lakukan tes jiwa (Teswa) terhadap setiap personilnya.
Ketum Perjosi, Salim Djati Mamma, menegaskan, jika hal ini tidak dilakukan, maka akan berdampak buruk, katena selain saat dinyatakan memenuhi syarat pada beberapa tahapan seleksi masuk Polisi, beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, namun yang paling utama selain psikotes, tes kejiawaan sangat diperlukan.
“Tes kejiwaan seharusnya dilakukan minimal enam bulan sekali, karena tingkat stres setiap personil polisi berbeda, apalagi seorang berpangkat perwira yang sudah jenuh dengan aktivitas rutin yang dilakukan. Sehingga saya minta Pak Kapolri melakukan test kejiwaan, apakah masih layak pada posisi dan kepemilikan senjata api (senpi)”, tuturnya saat dihubungi via selulernya, Sabtu (23/11/2024).
Mantan Direktur Utama, Koran harian Ujungpandang ekspres ini juga mengungkapkan, banyak kasus ditangani oleh Polisi, selalu tidak dapat tuntas, karena adanya intervensi dsri atasannya (komandannya), sehingga kasus yang seharusnya selesai cepat, tidak dapat terungkap (tergantung) sehingga masyarakat kecewa, dengan kinerja polisi.
“Kenapa para pelaku bebas melakukan aksinya, karena bekingan dari oknum anggota Polri yang nakal yang telah dirusak mentalnya, apalagi menjelang akhir tugasnya, kadang karena membela pelaku kejahatan, atau oknum tersebut adalah pelaku kejahatan itu, sehingga Kabag Ops Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar, menembak bawahannya, yakni Kasat Reskrim Polres Solok Selatan (alm) AKP Ryanto Ulil Anshar, di parkiran Polres Solok Selatan yang terletak di Jorong Bukit Malintang Barat, Nagari Lubuk Gadang, Kecamatan Sangir, Jumat (22/11) sekitar pukul 00.43 WIB” tegasnya lagi.
Adik Mantan Wakabareskrim Polri Irjen Pol (P) Dr H Syahrul Mamma SH MH, ini berharap agar ini menjadi perhatian ditubuh Polri, jangan sampai kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap Polri tidak ada lagi.
” Disaat Presiden kita Bapak Jenderal H Prabowo Subianto, melakukan bersih-bersih, dibeberapa tubuh pemerintahan, namun Polri masih terlena dengan kepercayaan dirinya, sehingga bisa digabung pada salah satu institusi pemerintahan, dan bukan lagi sebagai institusi penegak hukum” tutur Bung Salim sapaan akrab Ketum Perjosi.
Mantan Wakil Ketua PWI Sulsel bidang pembelaan ini, sangat berharap agar Kapolri segera buat Telegram (TR) lebih menekankan untuk memberikan penegasan terhadap oknum anggota Polri yang bermasalah dengan hukum, harus dilakukan pemecatan tanpa dengan tidak hormat (PTDH), sehingga mereka jera.
“Sebenarnya dana prestasi (remon) anggota Polri sudah diberikan, sehingga saya rasa anggota Polri yang benar-benar menjalankan protap tidak bermasalah, hanya kadang mereka diintervensi oleh oknum atasannya mereka, yang bermental jelek, sehingga disitulah akar permasalahan sebenarnya” jelasnya.
Wartawan senior di bidang kriminalitas ini berharap, agar peristiwa yang terjadi untuk kesekian kalinya dapat dihindari, harapnya.(has)