WAJO, KORAN HARIAN 55 — Banjir melanda lima kelurahan di Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo, akibat luapan air Danau Tempe dan Sungai Walennae. Berdasarkan pantauan Kapolsek Tempe, AKP Candra Said Nur, SH. MH., dan personelnya pada Rabu (12/2/2025) pukul 10.00 WITA, ketinggian air bervariasi di setiap wilayah terdampak.
Di Kelurahan Wiringpalennae, banjir dengan ketinggian air 40-60 cm merendam 450 rumah, 130 hektare sawah, dua masjid, dua sekolah, tujuh kilometer jalan, satu kantor, dan satu sarana kesehatan. Sementara di Kelurahan Siengkang, ketinggian air mencapai 70-80 cm, menggenangi 97 rumah dan menyebabkan dampak pada 129 kepala keluarga dengan total 368 jiwa.
Kelurahan Salo Minraleng mengalami banjir lebih parah dengan ketinggian air 110-170 cm, merendam 450 rumah, 135 hektare sawah, dua masjid, satu mushola, dua sekolah, lima kilometer jalan, satu kantor, dan satu sarana kesehatan.
Di Kelurahan Watallipue, air setinggi 70-120 cm merendam 300 rumah dan 50 hektare sawah, sementara di Kelurahan Mattirotappareng, banjir dengan ketinggian 40-80 cm menggenangi 326 rumah dan 75 hektare sawah atau kebun.
Banjir ini dipicu oleh tingginya curah hujan serta luapan Sungai Walennae dan Danau Tempe. Kondisi Bendungan Gerak di Kecamatan Tempe pada pukul 13.30 WITA menunjukkan elevasi hulu dan hilir mencapai 7,6 meter di atas permukaan laut (mdpl), melebihi elevasi normal 5,00 mdpl, dengan debit air sebesar 297.408 meter kubik per detik. Pintu utama 1, 2, 3, 4, serta pintu navigasi dalam kondisi terbuka, memungkinkan aliran air bebas.
Sebagai langkah penanganan, Polsek Tempe telah mengimbau warga untuk tetap waspada, mengawasi anak-anak, berhati-hati terhadap instalasi listrik, serta berkoordinasi dengan petugas Bendungan Gerak untuk memantau peningkatan debit air.
Hingga saat ini, situasi di lima kelurahan yang terdampak banjir masih terpantau aman dan kondusif.