BARRU, KORANHRIAN55.COM —Adanya Keluhan Warga Dusun Bawasalo dan dusun Lampoko, desa lampoko kecamatan Balusu kabupaten barru sulawesi selatan, debu batu bara dari dalam lokasi PLN (PLTU) di desa Lampoko yang berada di tengah pemukiman warga, semakin merisaukan warga sekitar lokasi.
Dari keterangan yang didapat dari warga sekitar dusun Bawasalo, jika sebelum pihak PLTU ada kesepakatan yang buat oleh pihak PLN,dengan janji akan memberikan tunjangan Uang debu. Namun sampai saat ini, Warga hanya diberikan pembagian sapu dan kain pel sebanyak dua kali, Air bersih secukupnya, serta uang untuk Anak sekolah sebesar Rp.100 ribu untuk 1 kepala keluarga, itupun tidak rutin.
Asisten Manajer K3 PT PLN Indonesia Power (PLTU) Barru, Ir Rahmat, saat ditemui diruang kerjanya, Rabu (20/9/2023) mengatakan kaitannya dengan debu batu bara untuk jangka pendek,pihak Perusahaan telah melakukan penyiraman air, menggunakan mobil tangki dari 12 sampai 15.
Ia mengakui, selama El Nino, angin agak kencang, dengan stok batu bara yang lebih, dan sangat berdekatan dengan pemukiman rumah kampong bawasalo,namun diakui Perusahaan sudah mengatasinya nya , dengan melakukan penyiraman air waktu pagi, siang sore sampai malam hari, untuk mengurangi batu bara terbang, diakuinya El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal yang terjadi di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur .
“perusahaan telah memberikan bantuan air bersih setiap harinya yang disuplai dari PDAM Tirta Waesae. Saat ini suplai air bersih diberikan setiap hari dengan bekerjasama dengan PDAM. Perusahaan telah menempatkan 4 tandon air dengan kapasitas besar untuk memenuhi kebutuhan air warga baik itu untuk konsumsi ataupun aktivitas bersih – bersih” tuturnya
Rahmat juga mengatakan, untuk jangka panjangnya pihak Perusahaan akan memasang Paranet, untuk mengantisipasi debu sisa batu bara yang meninggi, namun karena membutuhkan sumber daya yang lebih dan banyak serta membutuhkan anggaran, sehingga menunggu anggaran dari Pusat, dan harus menunggu .
Rahmat juga mengungkapkan, SOP Perusahaan, tentang penyedian batu bara ada namanya hari operasi pembangkit, stok batubara ditempat penyimpanan minimal penyediaan bahan baku 20 hari, menghindari keterlambatan bahan baku, imbuhnya.
Ditambahkannya, hampir 60% pekerja di PLTU Barru saat ini merupakan talenta lokal Desa Lampoko yang menempati berbagai posisi di perusahaan, bila dilihat dalam lingkup Kabupaten Barru ,ada 80-90 persen tenaga kerja di PLTU Barru merupakan putra daerah kabupaten Barru.
Sedangkan dari sisi kesehatan, Rahmat mengatakan pihaknya melakukan pemeriksaan kesehatan rutin setiap minggunya sebagai bentuk kepedulian terhadap warga sekitar perusahaan.(gb)