PARE-PARE, KORANHARIAN55.COM – Adanya penjualan air bersih kepada kapal- kapal Penumpang dan cargo, yang dilakukan oleh pihak PT Pelindo Pare-pare, diduga menggunakan air bersih dari PDAM dan sumur bor dengan keuntungan hingga miliaran rupiah.
General Manajer PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Pare-pare, Sardi membantah jika pihaknya tidak pernah menggunakan sumur bor, untuk menjual air bersih ke Kapal-kapal yang sandar di Pelabuhan Nusantara Pare-pare, dia mengakui jika pihaknya mendapatkan pasokan dari PDAM Pare-pare dengan harga industri, ujarnya Rabu (19/9/2023) di kantornya.
Sardi mengungkapkan, saat ini PT Pelindo yang dulunya sebagai operator dan regulator, sedangkan kementerian perhubungan administrator pelabuhan kini berubah menjadi regulator, kini hanya sebagai operator, karena di bawah kementerian BUMN, sekarang disebut badan pelabuhan yang menangani jasa kepalabuhanan, dimana salah satu bisnisnya yang diberikan adalah pelayanan air bersih, bisa lewat PDAM atau Water Treatment, namun diakui pihaknya tidak melakukan penjualan dari sumber sumur bor.
“kalau untuk pare-pare, kami tidak adasumurbor, hanya membeli dari PDAM Pare-pare dengan harga industri,sedangkan sumber air dari sumur bor tidak ada,karena saya sudah dua tahun disini belum pernah melihat atau dengar ada sumur bor yang kami gunakan” tuturnya
Ditambahkannya pula, jika PDAM meberlakukan dua golongan tarif kepihak Pelindo yakni, untuk perkantoran, sedangkan untuk komersil diberikan dengan tarif industry, sehingga adanya tudingan harga tersebut muncul dari kesepakatan PDAM dengan Pelindo dianggap rentan terjadi manipulasi harga, sudah transparan dari pihak Pelindo, jelasnya.
Diakuinya, jika Pelindo Pare-pare hanya menerima tagihan dari produksi air yang disalurkan ke reser point, sehingga setiap akhir bulan ada pencatatan berapa dari meteran PDAM yang masuk ke pihaknya, baru diterbitkan billingtagihan, di cabang hanya memproses administrasi, lalu ditagihkan ke Holding, setelah di Aprove pembayaran langsung ke PDAM Pare-pare, tuturnya.
Sardi juga mengatakan, kebutuhan air oleh pihak kapal, selain untuk mandi dan juga untuk stabilitas kapal, tergantung dari permintaan Kapal berapa volume, yang terbesar diatas seratus ton, sekali pengisian, tambahnya.
Kendati ada kenaikan tarif dari pihak PDAM dari Rp27.000 menjadi Rp 31.000 perton, sejak Juli 2023 lalu, namun pihaknya hanya menjual ke kapal-kapal seharga Rp.43.000 perton, jelas Sardi.
Sardi berterima kasih ke Media, karena dengan adanya info ini, pihaknya akan berusaha mencari apakah benar pernah ada titik sumur bor yang dimiliki oleh Pelindo, karena menurutnya tidak semudah membuat titik sumur, karena jarang mendapatkan kualitas air yang sesuai dengan kebutuhan.tuturnya lagi.
Diakuinya, dengan melakukan pembelian air bersih milik PDAM, bisa menutupi perumahan kelas besar, untuk menutupi opersional mereka, dengan kerjasama itu dia akui sudah membantu berkontribusi ke Pemerintah KotaPDAM Pare-pare, akan lebih meningkatkan yang hanya melayanipelayaran nusantra juga akan melayani kapal-kapal kargo, sehingga PDAM Pare-pare yang dalam laporannya setiap tahun selalu rugi,dengan adanya kerjasama itusudah bisa untung, tutupnya.(sf)