Ketum Perjosi Minta Kapolda Sulsel, Pangdam Hasanuddin Bentuk Tim Bersama Pertamina, Tindaki SPBU dan Oknum Yang Memback up Pelaku Penimbun BBM Solar Bersubsidi

filter: 0; jpegRotation: 0; fileterIntensity: 0.000000; filterMask: 0; module:1facing:0; hw-remosaic: 0; touch: (-1.0, -1.0); modeInfo: ; sceneMode: Night; cct_value: 0; AI_Scene: (-1, -1); aec_lux: 0.0; hist255: 0.0; hist252~255: 0.0; hist0~15: 0.0;

MAKASSAR, KORAN HARIAN 55 – Ketua Umum (Ketum) Perserikatan Journalist Siber Indonesia (Perjosi) Salim Djati Mamma, minta Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudiawan Wibisono, Pangdam Hasanuddin Mayjen TNI Bobby Rinal Makmun SIP dan General Manager PT Pertamina (Persero) regional untuk segera membentuk tim guna menindak SPBU dan Oknum Polri yang melakukan Tindakan kejahatan membantu penimbun bahkan menjadi pelaku penimbun BBM jenis Solar Bersubsidi.

 

Hal itu diungkapkan, Ketika Ketum Perjosi Salim Djati , usai melakukan survei bersama tim investigasi Perjosi, di beberapa wilayah Sulawesi (Sulsel, Sulbar, Sulteng, Sultra -red) selama sepekan, melihat Masyarakat yang membutuhkan bahan bakar minyak jenis solar bersubsidi, harus gigit jari, karena tidak dapat jatah, telah dibeli oleh pelansir untuk dijual ke penimbun.

“yang membuat saya heran, disetiap wilayah minimal ada Polsek dan Polres yang bertugas mengawasi, apalagi sangat disayangkan karena pemandangan antri Panjang, dikuasai oleh mobil yang telah dimodifikasi, yang telah dirubah kapasitas tangkinya, sehingga melebihi dari standard yang telah ditentukan, seperti contohnya di SPBU 74.919.76 Salo Bulo poros Masamba Palopo, operator mengisi kedalam mobil isuzu nopol DD 9415 YB yang telah dimodifikasi, kami ada bukti foto dan videonya ” tegas mantan Wartawan GlobalTV, Minggu (6/10/2024)

Bung salim, sapaan akrab Ketum Perjosi menambahkan, beberapa diwilayah Kabupaten di Wilayah Sulawesi Selatan, beberapa oknum Polri dan TNI yang berada dibalik langkanya BBM solar, karena mereka juga sebagai pelaku penimbun,
“saya beberapa kali hubungi Kapolres dan Kasat Intel, namun tidak digubris, setelah menghubungi Kasat Reskrim, dengan bahasa basi mengatakan ‘terima kasih atas infonya nanti kami akan lakukan penyelidikan’, sedangkan kami Media yang melakukan konfirmasi membantu tugas dari pihak Kepolisian dalam pengungkapan kasus, dan kami bukan Lembaga sosial yang diharuskan melapor secara resmi. Itu salah, karena kami adalah kontrol sosial” tegasnya.

Bung Salim memberikan contoh kasus di Wilayah hukum Polres Palopo, mendapati beberapa mobil truk dan Mopen yang telah dimodifikasi bak tangkingnya, menghubungi Kasat Reskrim AKP Sayet Ahmad Aidid, mengatakan akan lakukan penyelidikan, dan menghubungi koordinator SPBUnya, bahkan meminta tim lapor ke Pertamina. Namun setelah ditanyakan mengenai dengan mobil modifikasi diapun menjawab, bahwa itu jatah petani, sehingga sepertnya petani yang dijual untuk menghindari pertanyaan dari Media.
“saat saya telepon Kapolres Palopo AKBP Safi’i Nafsikin, tidak pernah kami digubris, lalu saya hubungi Kasat Intel juga tidak menjawab, karena diduga Kasat intel sering melakukan kunjungan ke SPBU tersebut, juga tidak dihubungi, sehingga tim berinisiatif menghubungi Kasat Reskrim yang jawabannya tidak memuaskan, dengan alibi seolah-olah tidak mengetahui kejadian, sedangkan hampir diseluruh Wilayahnya padat dengan antrian kendaraan sehingga membuat dibeberapa titik mengalami kemacetan, ulas mantan Wakil Ketua PWI Sulsel ini.
Bung Salim menegaskan, hampir seluruh SPBU di Palopo, hanya mendapati antrian panjang dari pemilik mobil pelansir, dimana tangkinya sudah dirumah bahkan ada truk menggunakan dua tangki dari kanan dan kiri, yang memiliki kapasitas tamping 1 ton pertangki, sehingga 1 mobil bisa mengisi 2 ton BBM Solar Bersubsidi, jelasnya.
Mantan Dirut Harian Ujungpandang Ekspres, berharap agar Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudiawan Wibisono, agar membentuk tim, mengundang Panglima Kodam Hasanuddin Mayjen TNI Bobby Rinal Makmun dan pihak General Manager Pertamina Regional, serta Media guna melakukan pengusutan akan kelangkaan BBM jenis solar, karena menurut pihak Pertamina stok aman, sehingga perlu diklaririfikasi. Karena menurut Bung Salim, dibalik keberanian pelaku pengoplos ada oknum yang melindungi kegiatan mereka, bahkan menjadi pelaku, seperti yang terlacak oknum Perwira Polisi di Satreskrim Polres Palopo diduga dirumah orangtuanya menimbun Solar dan Oknum perwira kesdam Palopo inisial diduga Lettu CDM AMR menjadi Beking Sekaligus Pengoplos BBM Solar Bersubsidi di wilayah luwu raya.
“saya juga heran jika pihak pertamina katakana stok BBM Solar bersubsidi aman, namun langka, dan berharap Pertamina jangan diam saja. Karena Solar Besubsidi ini di jual ke Morowali, dimana harus melewati beberapa kabupaten dan Provinsi, sehingga tidak masuk akal akan lolos begitu saja untuk di jual ke pihak mining di Sultra dan Morowali” tegas CEO 55 Media Group.(tim)