SENGKANG, KORAN HARIAN 55 – Diduga adanya kesalahan prosedur kerja, sehingga terjadi Blok Out, bersamaan cairan naik ke Permukaan bersama dengan gas metan dan gas H2S yang terkandung didalamnya, penyebab terjadi kebakaran di lokasi PT EEES Sumur KB 10, di Desa Alelimpoe Sengkang, pengeboran dikerjakan oleh PT Arjuna, Humas dan dan FOM saling lempar tanggung jawab.
Peristiwa terjadi pada Rabu (23/10/ 2024) sekitar pukul 00.30 WITA dinihari, diduga karena terjadi blok out dan adanya cairan naik kepermukaan, sempat warga merasakan terjadi getaran, seperti gempa.
Salah seorang staf PT Energy Equity Epic Sengkang (PT EEES) saat tim investigasi menemuinya, tidak ingin disebutkan identitasnya mengatakan, jika kondisi tersebut kadang terjadi karena adanya kesalahan dalam semething yang tidak baik, , sehingga tekanan gas dan cairan yang ada dalam tanah lolos naik kepermukaan, ungkapnya.
Menurutnya resiko besar adanya getaran yang dirasakan oleh Masyarakkat di Wilayah Kecamatan Gilireng, karena menurutnya Perusahaan tidak memberikan informasi, sehingga saat kejadian banyak warga sekitar TKP mengungsi warga.
Ia menambahkan, sudah menandakan 100 persen LEL kandungan di gas, dimana seharusnya para pekerja sudah dihetikan, dilokasi terdapat metan dengan kadar 100 persen.
“Tidak bisa lagi dilanjutkan, sudah ada potensi membahayakan, perusahaaan tetap memerintahkan untuk dihentikan aktivitas pekerjaan namun tetap dilanjutkan” ujarnya.
Sumber juga mengungkapkan, telah disampaikan oleh salah satu pekerja Direct Man, safety nya tidak sesuai SOP, gas lintekturnya 30 DPPM untuk gas H2S , saat dicek Kembali kenapa 80, berarti alat belum dikalibrasi.
“Yang menjadi pertanyaan seharusnya sebelum dimulai pekerjaan, harusnya dilakukan sosialisasi ke Warga, namun itu tidak ada dilakukan sosialisasi ke Warga, jika terjadi emergency, apa yang warga harus lakukan, karena menurutnya sekitar sekitar 700 KK, yang berdekatan dilokasi yakni warga lamata, kampung baru, saat terjadi kebakaran mengungsi tinggalkan rumahnya” tuturnya.
Iapun mengungkapkan berapa persen metan yang terbaca, gas detector, batas maksimal kadar LEL yang dibutuhkan agar tetap dalam kondisi Aman. Karena semalam ditemukan LEL (CH4) 100 Persen dari bacaan alat detector dan sedangkan 40 persen saja itu sudah bisa terbakar apalagi 100 persen.
Untuk pengawasan Safety APD tidak sesuai, tambahnya, pemicu jika SIDE (kilang minyak) dilarang menggunakan palu material besi minimal tembaga (PT Arjuna) yang melakukan pengeboran. Minimnya alat APD yang disiapkan untuk pekerja.
Sedangkan pihak Penanggung jawab File Operation Manager (FOM) malam itu adalah Hidayatullah yang akrab disapa Ayub, saat di konfirmasi menguatakan dirinya tidak berhak berkomentar, nanti di teruskan ke Humas PT EEES.
Sedangkan Humas PT EEES, Baso Firman, saat dihubungi hanya memberikan informasi berupa realese dari General Manajer Blok Sengkang, Farid Gaffar, mengenai keberhasilan pihaknya memadamkan api sekitar pukul 05.48 WITA, di rig sumur KB 10.
Namun dirinya menolak menjawab pertanyaan yang diberikan masalah penyebab kebakaran dan prosedurnya, dengan alasan bukan kapasitasnya untuk memberikan keterangan, sedangkan penanggungjawab pelaksana, telah mendelegasikan ke Humas, sehingga terkesan menutupi peristiwa itu.
Saat tim mencoba Kembali ke lokasi kejadian, beberapa pengamanan dari pihak TNI KB 10 dipimpin Serma Haeruddin dan Amin Aco, memberikan briefing
Terkait adanya kejadian di area drilling KB 10yang telah selesai ditanggulangi dan saat ini petugas pengamanan memastikan warga atau instansi manapun yang tidak memiliki kepentingan memasuki are, termasuk wartawan, jelas sumber itu.
Adapun realese yang dikirim pihak PT EEES dikirim ke redaksi koranharian55.com mengatakan, jika api di Rig Sumur KB 10 telah berhasil dipadamkan.
Sengkang, 23 Oktober 2024 – Tim lapangan telah berhasil dengan baik menangani pemadaman api yang terjadi di puncak menara rig Sumur KB 10, Kampung Baru, Sengkang, pada 23 Oktober 2024 sekitar pukul 00.30 WITA. Berkat respons cepat dan koordinasi yang baik antara tim pengeboran dan tim tanggap darurat di lokasi, api dapat segera dikendalikan, dan situasi berhasil ditangani dengan aman pada pukul 05.48 WITA.
Tidak ada korban jiwa maupun yang terluka, dan tidak ada dampak terhadap lingkungan maupun masyarakat sekitar. Lokasi Sumur KB 10 yang berada cukup jauh dari pemukiman turut membantu meminimalkan risiko bagi warga. Selain itu, tidak ada gangguan terhadap jaringan gas maupun suplai listrik di sekitar wilayah tersebut. Infrastruktur energi tetap berfungsi normal dan pasokan untuk masyarakat tidak terganggu sama sekali. Setelah api berhasil dipadamkan, segera dilanjutkan dengan pengamanan dan sterilisasi area untuk memastikan kondisi aman dan tidak ada risiko lanjutan.
Selain itu, sebagai bagian dari prosedur keselamatan, telah juga dilakukan pengecekan menyeluruh, termasuk pemantauan kualitas udara dengan detektor gas, dimana hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada paparan gas beracun, termasuk gas H2S, di area pengeboran maupun sekitarnya.
“Kami ingin menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pemerintah setempat dan seluruh stakeholder, yang ikut memantau langsung situasi di lapangan. Dukungan ini sangat berarti dalam menenangkan warga dan memastikan tidak terjadi kepanikan di masyarakat. Kolaborasi ini menjadi bagian penting dari keberhasilan kita bersama dalam menangani situasi darurat dengan cepat dan tepat”, ujar Farid Gaffar, General Manager Blok Sengkang.
Sengkang, 23 Oktober 2024 (tim)